2.1 Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu
zat yang berbentuk padat yang terjadi secara alamiah dengan suatu komposisi
kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur, biasanya terbentuk
secara anorganik. Sifat – sifat fisik mineral di tentukan oleh struktur kristal
dan dan komposisi kimia nya.
2.2
Sifat Fisik Mineral
Penentuan
nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang
lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut
meliputi : Warna, Cerat (Streak), Kiap (Luster), Kekerasan (Hardness), Bentuk
kristal (Crystal form), Belahan (Cleavage), Pecahan ( Fracture), Berat jenis
(Specific gravity), Sifat dalam (Tenacity), Diaphanety dan Special properties.
a.
Warna
Warna adalah kemampuan
mineral untuk menyerap cahaya. Warna mineral dapat dibedakan menjadi :
·
Putih :
Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O),
Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu)
(SiO2)
·
Kuning : Belerang (S)
·
Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit
(CuFeS2), Ema (Au)
·
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5
Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
·
Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2),
Beril (Be3Al2 (Si6O18))
·
Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
·
Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
·
Abu-abu : Galena (PbS)
·
Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)),
Grafit (C), Augit
b.
Kilap (Luster)
Kilap adalah kenampakan atau cahaya
yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya. Kilap secara garis
besar dibedakan atas :
a.
Kilap
Logam (Metallic luster) : bila mineral tersebut mempunyai
kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam :
· Galena
· Pirit
· Magnetik
· Kalkopirit
· Grafit
· Hematite
b.
Kilap
Bukan Logam (Non metallic luster) : Dibagi atas :
· Kilap Intan (adamantin luster),
cemerlang seperti intan.
· Kilap kaca (viteorus luster),
misalnya pada kuarsa dan kalsit.
· Kilap Sutera (silky luster),
kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai
struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
· Kilap Damar (resinous luster),
memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.
· Kilap mutiara (pearly luster),
kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
· Kilap tanah, kilat suram seperti
tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.
c.
Cerat (Streak)
Cerat adalah warna mineral dalam
bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral
digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral
kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Contohnya :
·
Pirit
: Berwarna keemasan
namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna
hitam.
·
Hematit
: Berwarna merah namun bila
digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah
kecoklatan.
·
Augite
: Ceratnya abu-abu kehijauan
·
Biotite
: Ceratnya tidak berwarna
·
Orthoklase
: Ceratnya putih
Warna
serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral.
d.
Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral
terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat fisik ini di tentukan menggunakan
skala mosh. Berikut urutan kekerasan berdasarkan skala mohs :
Tabel 1
kekerasan mineral
Skala
|
Nama Mineral
|
Rumus Kimia
|
1
|
Talc
|
H2Mg3 (SiO3)4
|
2
|
Gipsum
|
CaSO4. 2H2O
|
3
|
Kalsit
|
CaCO3
|
4
|
Fluorit
|
CaF2
|
5
|
Apatit
|
CaF2Ca3 (PO4)2
|
6
|
Ortoklas
|
K Al Si3 O8
|
7
|
Kuarsa
|
SiO2
|
8
|
Topas
|
Al2SiO3O8
|
9
|
Korondum
|
Al2O3
|
10
|
Intan
|
C
|
Sebagai perbandingan dari skala tersebut
di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar :
·
Kuku
manusia : 2,5
·
Kawat
tembaga : 3
·
Paku
: 5,5
·
Pecahan
kaca : 5,5 – 6
·
Pisau
baja : 5,5 – 6
·
Kikir
baja : 6,5 – 7
·
Kuasa
: 7
e.
Bentuk
Kristal (Crystal form)
Mineral ada yang
berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system
kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut
mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut
amorf (tidak berbentuk kristal). Bentuk kristal bermacam – macam, antara lain :
·
Isometrik / kubus : Florit, octahedron, pirit, galena
·
Tetragonal / balok : Wulfenit, apophilit
·
Heksagonal : Kalsit,
vanadinit, kuarsa
·
Ortorombik : Topas,
barit, staurolit
·
Monoklin : Gipsum, mika
·
Triklin : Microcline
·
Amorf :
Kaca, opal
f.
Belahan
(Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan
suatu mineral untuk mengalami disintegrasi sepanjang bidang lemahnya. Belahan
dapat dibagi menjadi :
·
1 arah :
Mika, muskovit
·
2 arah :
Ortoklas, amphibole
·
3 arah :
Halit, kalsit
·
4 arah :
Fluorit
g.
Pecahan
(Fracture)
Pecahan adalah
kecenderungan suatu mineral untuk mengalami disintegrasi tidak pada bidang
lemahnya. Pecahan dapat dibagi menjadi :
·
Konkoidal : Permukaan halus dan melengkung seperti kenampakan kerang
atau pecahan botol. Contoh : Kuarsa
·
Splintery : Permukaan seperti serat atau abon. Contoh : Asbes, augit,
hipersten
·
Even :
Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contohnya
pada kelompok mineral lempung yaitu limonit.
·
Uneven :
Permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh : Pirit, kalkopirit, garnet, hematit,
magnetit
·
Hackly :
Permukaan kasar, tidak teratur dan runcing – runcing. Contoh : Emas, perak,
tembaga
h.
Berat
Jenis (Specific gravity)
Berat jenis adalah
perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk
menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu,
misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di
dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air
adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan
volume butir mineral tersebut. Contohnya galena (SG : 7,5), perak (SG : 10 –
12)
i.
Sifat
Dalam (Tenacity)
Sifat dalam adalah
kemampuan suatu mineral untuk pecah. Tenacity ini dapat dibagi menjadi :
·
Brittle :
Bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing. Contoh : Kuarsa
·
Malleable : Dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah.
Contoh : Emas, tembaga murni
·
Sectile :
Dapat dipotong dengan pisau menjadi keping – keping tipis. Contoh : Gipsum
·
Flexible :
Dapat dibentuk, tapi tidak dapat dikembalikan kembali jika gaya ditiadakan.
Contoh : Talc, selenit
·
Elastic :
Dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh : Muskovit
j.
Diaphanety
Diaphanety adalah
kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Diaphanety dapat dibagi menjadi :
·
Transparent : Benda dapat tampak jika
dipandang melalui suatu mineral. Contoh : Kuarsa, kalsit, biotit
·
Translucent : Cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun
benda dibalik mineral ini tidak tampak jelas. Contoh : Gipsum
·
Opaque
: Tidak ada cahaya yang
diteruskan walaupun pada keping yang tertipis. Contoh : Magnetit, pirit
k.
Special
Properties
Special properties
disini antara lain :
1.
Rasa
·
Asin : halit
·
Pahit : epsomit
2.
Feel
·
Soapy / seperti sabun : talk, bentonit
·
Greasy / berminyak : grafit
3.
Bau
·
Berbau bawang putih : mineral As
·
Berbau lobak : mineral – mineral Se
·
Berbau belerang : S
·
Berbau arang : batubara, lignit
·
Berbau tanah : kaolin basah
4.
Kelistrikan
·
Bermuatan listrik jika digosok dengan
kain,, contoh : intan, topas, turmalin
·
Bermuatan listrik jika dipanasi, contoh
: turmalin, kuarsa
·
Bermuatan listrik jika ditekan, contoh :
kuarsa
·
Berdaya hantar listrik, contoh : Cu, Fe
5.
Kemagnetan
·
Bersifat magnetik : magnetit, pirotit, ferroplantin
·
Serbuknya tetarik magnet : magnetit, pirotit
6.
Daya hantar panas
·
Konduktor : Cu, Fe
·
Isolator :
asbes, mika
7.
Keradioaktifan
Mineral
bersifat radioaktif, contoh : uranitit, pitchblende
8.
Fosforisensi
Dapat bercahaya
atau bersinar, setelah tidak kena cahaya matahari, contoh: barium sulfida,
kalsium sulfida
9.
Fluorisensi
Dapat bercahaya
apabila mineral terkena cahaya, contoh : fluorit, barium, platina sianida,
willemite.
2 2.3 Mineral Pembentuk Batuan
Mineral pembentuk batuan dapat dibagi
menjadi 3 :
·
Mineral utama (essential minerals)
·
Mineral ikutan / tambahan (accessory
minerals)
·
Mineral sekunder (secondary mineral)
·
Mineral
Utama (Essential minerals)
Pada dasarnya
sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur utama yaitu oksigen,
silikon, alumunium, besi, kalsium, sodium, potasium, dan magnesium, unsur ini
membentuk mineral yang tergolong mineral
utama yaitu:
·
Kuarsa
·
Plagioklas
·
Ortoklas
·
Olivin
·
Piroksin
·
Amfibol
·
Mikafelpatora
·
Mineral
Ikutan / Tambahan (Accessory minerals)
Adalah
mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah
yang sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan.
Contoh dari mineral tambahan ini antara laian : Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit,
Rutil Apatit, Ganit, Sphen.
·
Mineral
Sekunder (Secondary mineral)
Merupakan
mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi
hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari
mineral sekunder antara lain : Serpentit, kalsit, serisit, kalkopirit, kaolin,
klorit, pirit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar