2.1
Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau
Sedimentary Rock adalah batuan yang terbentuk dari proses litifikasi dari
hancuran batuan lain atau dari hasil reaksi kimia / organism. Litifikasi
sendiri merupakan proses perubahan material yang lepas / unconsolidated
material menjadi material – material yang padat dan kompak / consolidated
material. Menurut Tucker (1991), 75 % batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini
berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
ketebalannya relatif tipis.
2.2
Tekstur Batuan Sedimen
2.2.1 Tekstur Klastik : Batuan sedimen yang
terbentuk akibat adanya proses pengerjaan kembali terhadap batuan yang sudah
ada. Untuk mendeskripsikan tekstur klastik, kenampakan yang perlu diperhatikan
adalah ukuran butir, bentuk butir, sortasi, dan kemas.
· Ukuran
Butir : Untuk membedakan berbagai macam sedimen klastik diperlukan pengertian
mengenai perbedaan ukuran butiran, dalam geologi biasa digunakan Skala Besar
Butir Wenworth seperti dibawah ini
Tabel.1.Skala Besar Butir Wentworth
Ukuran Butir ( mm )
|
Nama Butir
|
> 256
|
Bongkah
|
64 – 256
|
Berangkal
|
4 – 64
|
Kerakal
|
2 – 4
|
Kerikil
|
1 – 2
|
Pasir sangat kasar
|
1/2 – 1
|
Pasir kasar
|
1/4 – ½
|
Pasir sedang
|
1/8 – ¼
|
Pasir halus
|
1/16 – 1/8
|
Pasir sangat halus
|
1/256 – 1/16
|
Lanau
|
< 1/256
|
Lempung
|
· Bentuk
Butir : Berdasarkan kebundaran / keruncingan, bentuk butir sedimen dibedakan
atas 6 tingkatan dari pembulatan terendah sampai tertinggi, yaitu Sangat
meruncing / menyudut (Very Angular), Meruncing / menyudut (Angular), Meruncing
/ menyudut tanggung (Sub-Angular), Membundar / membulat tanggung (Sub-Rounded),
Membundar / membulat (Rounded), dan Sangat membundar / membulat (WellRounded).
Bentuk Butir
· Sortasi
: Keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, yang berarti
semakin seragam ukuran dan besar btirnya, maka sortasinya semakin baik, begitu
pula sebaliknya. Sortasi dapat dibagi menjadi :
Ø Sortasi
baik : Bila ukuran butir pada batuan sedimen tersebut seragam, hal ini biasa
terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.
Ø Sortasi
sedang : Bila ukuran butir pada batuan sedimen terdapat yang seragam maupun
yang tidak seragam.
Ø Sortasi
buruk : Bila ukuran butir pada batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga
kasar dan biasa terjadi pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.
Sortasi Butiran
· Kemas
/ Fabrik : Pada batuan sedimen, kemas dapat dibagi 2, yaitu :
Ø Kemas
tertutup : Bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan
atau bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported).
Apabila ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka
disebut bimodal clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga
macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.
Ø Kemas
terbuka : bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di
antaranya terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix
supported).
Kemas Pada Batuan Sedimen
Gambar
diatas menunjukkan kemas di dalam batuan sedimen, meliputi bentuk
pengepakan (packing), hubungan antar butir/fragmen (contacts), orientasi butir
atau arah-arah memanjang (penjajaran) butir, dan hubungan antara butir fragmen
dan matriks.
2.2.2 Tekstur Non Klastik : Tekstur yang terbentuk
oleh hasil reaksi kimia, baik anorganik maupun biologik. Pada umumnya batuan
sedimen non klastik terdiri atas satu jenis mineral atau monomineralik.
Pembagian jenis – jenis tekstur pada batuan sedimen non klastik biasanya dengan
memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam – macam tekstur batuan
sedimen non klastik adalah :
·
Amorf : Partikel – partikel pada umumnya
berukuran lempung / berupa koloid, non kristalin.
·
Oolitik : Tersusun atas kristal – kristal
yang berbentuk bulat / ellipsoid dan berkoloni / berkumpul, ukuran butirnya
0,25 – 2 mm.
·
Pisolitik : Memiliki karakteristik seperti oolitik,
namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, yaitu lebih dari 2 mm.
·
Sakaroidal : Terdiri
atas butir – butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar.
·
Kristalin : Tersusun atas kristal – kristal yang
berukuran besar
·
Ukuran butir kristal pada batuan sedimen
non klastik dibedakan atas :
·
Berbutir kasar : Dengan ukuran
> 5 mm
·
Berbutir sedang : Dengan ukuran 1 – 5 mm
·
Berbutir halus : Dengan ukuran
< 1 mm
2.3
Struktur Batuan Sedimen
Struktur pada batuan
sedimen dapat dibagi menjadi :
·
Pelapisan
Suatu bidang yang terbentuk jika terdapat suatu
periode singkat dimana proses deposisi (pengendapan) menjadi sedikit sekali.
Dikatakan singat karena jika terlalu lama, apalagi sampai terbentuk
bidang erosi, ini sudah menjadi ketidakselarasan atau
unconformity.
Bidang perlapisan ini juga bisa terbentuk kalau ada perubahan lingkungan
pengendapan.
·
Laminasi
Suatu perlapisan yang sangat tipis dari beberapa
mili sampai 1 cm. Ini biasa terbentuk karena adanya suplai sedimen yang sangat
sedikit, contohnya endapan silica didasar laut.
Laminasi
·
Convolute Lamination
Convolute lamination adalah laminasi yang tampak
terlipat. Struktur ini muncul bukan karena perlipatan akibat gaya endogen,
melainkan akibat adanya arus yang mengalir disekitarnya atau akibat proses
dewatering / liquefaksi (sedimen kehilangan kandungan air secara tiba – tiba
akibat gangguan). Kehilangan air yang tiba – tiba ini membuat sedimen
kehilangan kekuatannya. Gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang disebabkan
oleh berbagai macam hal, salah satunya yang sering terjadi adalah gempabumi.
Convolute Lamination
·
Silang Siur / Croos Bedding
Struktur ini terbentuk jika agen transportasi
sedimen berupa arus / current (bias arus sungai, arus laut, angin dll.).
Struktur ini sangat disukai oleh para ahli geologi karena berguna untuk
menentukan paleocurrent atau arus purba.
Silang Siur / Cross
Bedding
·
Mud Cracks
Permukaan lumpur yang mongering sampai retak – retak
karena disinari matahari. Jika tidak terjadi pembalikan lapisan, biasanya
tampak samping mud cracks berbentuk trapezium dengansisi atas lebih pendek dari
sisi bawahnya. Karena itu lapisan bawah dan atasnya dapat diketahui.
Mud Cracks
·
Ripple Marks
Ripple marks ini sama dengan croos bedding,
disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple marks hanya bentukan yang ada di
permukaan lapisan sedimen. Struktur ini juga menandakan arus purba.
Ripple Marks
·
Channel
Struktur yang terbentuk sepanjang jalur transportasi
sedimen dan air yang mengalir dalam waktu yang lama, dengan kata lain channel
ini adalah sungai purba. Struktur ini berskala meter sampai kilometer dan dapat
menunjukkan bagian atas dan bawah, karena bagian dasar sungai mempunyai bentuk
yang khas.
Channel
·
Flute Cast
Struktur sedimen yang terjadi akibat material –
material yang dibawa arus menggerus bagian dasar sungai. Arus sungai mempunyai
arah menuju ke bagian yang memanjang. Dengan kata lain, struktur ini juga
penentu paleocurrent. Karena struktur ini hanya ada dibagian dasar suatu tubuh
arus dan bagian yang menggembung selalu dibawah, maka flute cast mampu
dalamenentukan bagian atas dan bawah perlapisan sedimen.
Flute Cast
·
Flame Structure / Check
Struktur ini dinamai flame strcture karena
kenampakannya menyerupai lidah api yang menjilat – jilat keatas. Flame
structure terbentuk saat suatu lapisan mudstone berada dibawah lapisan
batupasir. Batupasir ini membebani mudstone yang lemah, sehingga sedikit massa
mudstone dibawah “muncrat” ke atas dan membentuk “lidah”.
Flame Structure
·
Gradasi
Struktur ini dicirikan oleh perubahan tekstur batuan
secara perlahan – lahan dari atas kebawah. Gradasi normal mempunyai kenampakan
makin ke bawah ukuran butir makin besar. Biasanya, proses sedimentasi
normal akan menempatkan butir - butir paling kasar di bagian terbawah lapisan
yang kemudian lapisan halus ke atas. Atas dasar inilah gradasi dapat digunakan
sebagai penciri top and bottom lapisan batuan. Tetapi,
pada beberapa kasus tertentu bisa juga terbentuk Gradasi Terbalik atau Reverse
Grading, karena itu perlu berhati-hati jika memakai dasar gradasi sebagai
acuan top bottom.
Gradasi
·
Lenticular Bedding
Struktur yang perlapisanya berbentuk “melensa” yaitu
semakin ke tepian, lapisan semakin tipis. Lenticular bedding menandakan lingkungan
yang didominasi gelombang pasang surut (tidal).
Lenticular Bedding
·
Ball and Pillow Structure
Struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis
sedimen pasir berada diantara sedimen lumpur. Sedimen – sedimen pasir tampak
terpecah – pecah sehingga menyerupai bantal. Diperkirakan penyebabnya akibat
peristiwa gempa atau tingginya tingkat sedimentasi sehingga mengganggu
stabilitas perlapisan.
Ball and Pillow Structure
·
Struktur Berfosil
Struktur ini terjadi karena banyaknya fosil sebagai
penyusun utama batuan tesebut